Main Article Content

Muhammad Alif Ramadhani Bieby Voijant Tangahu Renaldo Lazuardy Isni Arliyani

Abstract

Red mud yang dihasilkan secara global mencapai angka 4 miliar ton per tahun 2020. Red mud mengandung Cr, V dan Sc yang masuk ke dalam kelompok Rare Earth Elements dengan nilai ekonomis yang tinggi. Phytomining menjadi salah satu solusi untuk menangani limbah red mud dengan mengekstrak logam berharga menjadi bentuk bio-ore. Red mud yang digunakan berasal dari PT Indonesia Chemical Alumina di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Indonesia. Tujuan dari penelitian ini untuk menemukan formulasi yang dapat membuat proses phytomining efektif dan efisien. Tanaman yang digunakan adalah Dracaena fragrans. Media tanam memiliki komposisi 90% red mud dengan 10% pupuk kandang serta penambahan bioaugmentasi Bacillus proteolyticus yang merupakan bakteri indigenous red mud. Penelitian ini dilakukan selama 28 hari, dengan pengambilan data berupa pH dan berat basah dan kering pada hari ke-7, 14, 21 dan 28, serta data pendukung berupa Electrical Conductivity (EC) setiap dua hari sekali. Uji Optical Density (OD) dan Total Plate Count (TPC) dilakukan untuk mengetahui kurva pertumbuhan serta pembentukan koloni B. proteolyticus. Ekstraksi logam pada tanah menggunakan reagen EDTANa2 dan aqua regia, sedangkan pada tanaman menggunakan accelerated wet digestion. Hasil OD menunjukkan B. proteolyticus memiliki fase stasioner di jam ke-4 sampai jam ke-6, dengan pembentukan koloni tertinggi 54.000 CFU/mL. Penurunan pH terjadi akibat aktivitas mikroba dan produksi eksudat oleh akar tanaman. Nilai EC yang menurun mengindikasikan penyerapan ion logam bebas sebagai mikronutrien oleh tanaman. Nilai TF D. fragrans tertinggi pada logam Cr yaitu 8,74 di hari ke-7, sedangkan nilai Translocation Factor (TF) logam V dan Sc dalam jangkauan <1.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section
Articles